MACAM-MACAM
TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI PRAKTIKUM LAPANGAN
Oleh
Debby
Desmarini Herdaus
1117021013
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tumbuhan
paku atau paku-pakuan adalah sekelompok tumbuhan yang telah memiliki sistem
pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya.
Pteridophyta masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya,
sama seperti lumut dan fungi. Pteridophyta merupakan suatu golongan tumbuhan
yang mempunyai daur perkembangan dengan pergiliran keturunan yang
beraturan. Tumbuhan ini juga banyak ditemukan di darat, biasanya juga
menempel pada substrat.
Tumbuhan paku
(Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki
akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan
paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan
adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan
paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
Secara tradisional, Pteridophyta
mencakup semua kormofita berspora,
kecuali lumut hati,
lumut tanduk,
dan tumbuhan
lumut. Selain paku sejati (kelas
Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor
kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat
(Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae),
serta Isoetes (Isoetinae).
Sampai sekarang pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.
Berdasarkan klasifikasi terbaru
ini, Lycophyta (rane, paku kawat,
dan Isoetes) merupakan tumbuhan berpembuluh yang pertama kali terpisah
dari yang lain,
sedangkan paku-pakuan serta
tumbuhan berbiji berada pada kelompok lain. Selanjutnya terlihat bahwa semua
kormofita berspora yang tersisa tergabung dalam satu kelompok besar, yang layak
dikatakan sebagai anggota divisio tumbuhan paku (Pteridophyta). Dari hasil
revisi ini juga terlihat bahwa sejumlah paku-pakuan yang dulu dianggap sebagai
paku primitif (seperti Psilotum) ternyata lebih dekat berkerabat dengan paku tunjuk langit (Helminthostachys),
sementara paku ekor kuda (Equisetum) sama dekatnya
dengan paku sejati terhadap Marattia.
Dalam makalah ini akan dibahas
jenis-jenis paku yang didapat dilihat secara morfologinya dan perbedaannya
dengan paku-paku yang lain.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi
jenis paku yang didapat di praktikum lapangan.
2. Membuat
klasifikasi paku yang ditemukan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia,
kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang
diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia),
sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembap. Tumbuhan ini
cenderung menyukai kondisi air yang melimpah karena salah satu tahap hidupnya
tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai tempat media bergerak sel sperma
menuju sel telur.
Tumbuhan paku pernah merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon
sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku (Iqbal, 2008).
Kebanyakan paku memiliki perawakan yang khas,
sehingga tidak mudah keliru dengan macam tumbuhan lain. Sebagian dari kekhasan
itu adalah adanya daun muda yang menggulung yang akan membuka jika dewasa, ciri
yang hamper unik ini disebut Vernasi bergelung. Sebagai akibat lebih lambatnya
pertumbuhan permukaan daun sebelah atas daripada sebelah bawah pada
perkembangan awalnya. Ukuran dan bentuk paku sangat bervariasi yang berkisar
dari paku pohon yang dapat mencapai tinggi 5 meter, sampai paku mini berlapis
tipis yang daunnya hanya selapis sel (Aryanto, 2000).
Pada umumnya tumbuhan paku memiliki daun berwarna
hijau sebagai organ fotosintesis, serta memiliki hidatoda pada sisi atas daun.
Daun-daun ini dibagi menjadi 3 tipe, antara lain :
1.Tropofil, daun yang menghasilkan gula untuk fotosintesis.
2.Sporofil, daun yang menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.
3. Bropofil, daun yang menghasilkan lebih banyak spora, lebih besar dari daun-daun yang lain ( Deisy, 2010).
1.Tropofil, daun yang menghasilkan gula untuk fotosintesis.
2.Sporofil, daun yang menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.
3. Bropofil, daun yang menghasilkan lebih banyak spora, lebih besar dari daun-daun yang lain ( Deisy, 2010).
Di dalam Dunia Tumbuhan, tumbuhan paku dikelompokkan
ke dalam 4 disvisi yaitu.
a. Paku Purba (Psilopyta)
Divisi Psilophyta disebut juga paku purba. Sesuai dengan namanya, tumbuhan paku ini sudah banyak yang punah. Jenis tumbuhan ini, yang masih ada hanya sedikit saja. Diperkirakan hanya tinggal 10 – 13 species yang berasal dari 2 genus. Paku purba merupakan paku telanjang yang tidak berdaun. Kalau pun ada, paku purba hanya mempunyai daun-daun kecil (mikrofi l) yang belum terdeferensi. Oleh karenanya, fotosintesis berada di batang yang mengandung klorofil. Contoh paku kuda adalah Rhynia sp. yang merupakan paku purba berdaun dan Psilotum nudum yang merupakan paku purba tidak berdaun.
b. Paku Kawat (Lycophyta)
Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang sudah punah maupun yang sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dinamakan paku kawat karena mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yang mempunyai akar, batang dan daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yang menyebut paku kawat itu sama saja pinus tanah. Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.).
c. Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta)
Divisi Arthrophyta memiliki tubuh yang cabangnya berkarang dan jelas kelihatan berbuku-buku dan beruas-ruas. Lapisan luar (epidermisnya), mengandung silika sehingga terlihat berpasir. Orang banyak menggunakan batang ekor kuda untuk menggosok pot ataupun kuali, sebelum ditemukan alat penggosok dari baja. Oleh karenanya, tumbuhan ini disebut juga dengan tumbuhan penggosok. Daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun berkarang. Sporofi l selalu berbeda dengan daun biasa, biasanya berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Sporofil tersebut merupakan badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang yang juga disebut sebagai strobilus. Akarnya sangat kecil dan halus, terdapat pada buku-buku dari rhizoma atau pada pangkal batang. Beberapa jenisnya ada yang memiliki semacam umbi untuk menghadapi masa yang buruk. Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya adalah paku ekor kuda (Equisetum debile).
d. Paku sejati (Filicophyta)
Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang bisa selalu kita temukan. Mengapa? Sebab, kita bisa menemukannya di sawah, di pekarangan rumah yang teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yang ada di depan rumah kita. Paku sejati juga termasuk tumbuhan yang memiliki struktur tubuh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sejati. Batangnya ada yang tertanam di dalam tanah membenruk rihzoma. Daunnya berupa makrofi l dan bentuknya bermacam-macam, bertangkai, dan tulangnya bercabang-cabang. Saat masih muda, daunnya akan tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat sporangium. Contoh tanaman paku sejati adalah paku tanduk rusa (Plathycerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi (Marsillea crenata)
a. Paku Purba (Psilopyta)
Divisi Psilophyta disebut juga paku purba. Sesuai dengan namanya, tumbuhan paku ini sudah banyak yang punah. Jenis tumbuhan ini, yang masih ada hanya sedikit saja. Diperkirakan hanya tinggal 10 – 13 species yang berasal dari 2 genus. Paku purba merupakan paku telanjang yang tidak berdaun. Kalau pun ada, paku purba hanya mempunyai daun-daun kecil (mikrofi l) yang belum terdeferensi. Oleh karenanya, fotosintesis berada di batang yang mengandung klorofil. Contoh paku kuda adalah Rhynia sp. yang merupakan paku purba berdaun dan Psilotum nudum yang merupakan paku purba tidak berdaun.
b. Paku Kawat (Lycophyta)
Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang sudah punah maupun yang sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dinamakan paku kawat karena mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yang mempunyai akar, batang dan daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yang menyebut paku kawat itu sama saja pinus tanah. Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.).
c. Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta)
Divisi Arthrophyta memiliki tubuh yang cabangnya berkarang dan jelas kelihatan berbuku-buku dan beruas-ruas. Lapisan luar (epidermisnya), mengandung silika sehingga terlihat berpasir. Orang banyak menggunakan batang ekor kuda untuk menggosok pot ataupun kuali, sebelum ditemukan alat penggosok dari baja. Oleh karenanya, tumbuhan ini disebut juga dengan tumbuhan penggosok. Daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun berkarang. Sporofi l selalu berbeda dengan daun biasa, biasanya berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Sporofil tersebut merupakan badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang yang juga disebut sebagai strobilus. Akarnya sangat kecil dan halus, terdapat pada buku-buku dari rhizoma atau pada pangkal batang. Beberapa jenisnya ada yang memiliki semacam umbi untuk menghadapi masa yang buruk. Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya adalah paku ekor kuda (Equisetum debile).
d. Paku sejati (Filicophyta)
Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang bisa selalu kita temukan. Mengapa? Sebab, kita bisa menemukannya di sawah, di pekarangan rumah yang teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yang ada di depan rumah kita. Paku sejati juga termasuk tumbuhan yang memiliki struktur tubuh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sejati. Batangnya ada yang tertanam di dalam tanah membenruk rihzoma. Daunnya berupa makrofi l dan bentuknya bermacam-macam, bertangkai, dan tulangnya bercabang-cabang. Saat masih muda, daunnya akan tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat sporangium. Contoh tanaman paku sejati adalah paku tanduk rusa (Plathycerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi (Marsillea crenata)
(Anonim, 2013).
III. PEMBAHASAN
Jenis-jenis tumbuhan paku yang didapat adalah
sebagai berikut :
1. Paku
simpai (Alsophila glauca)

Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Filicophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Filicales
Famili : Cyatheaceae
Genus : Alsophila
Spesies : Alsophila
glauca
Deskripsi
Paku
ini ditemukan di Kebun Raya Bogor pukul 09.10 WIB bertepatan di pintu masuk
Kebun Raya Bogor. Ciri-ciri yang terdapat pada paku jenis ini ialah habitus
berupa pohon dengan tinggi 5-15 m. Batang tegak, bulat, tidak bercabang,
permukaan kasar, bekas tangkai daun tampak menonjol, berwarna cokelat. Daunnya
majemuk ganda, memeluk batang, panjangnya 2-3 m, lebar
1-1,5
m, tangkai berduri tajam, anak daun halus, tepi bergerigi, berwarna hijau.
Spora dilindungi sorus berbentuk bulat, dibawah permukaan daun yang sudah tua,
terdapat dalam dua baris, berwarna cokelat. Akarnya serabut berwarna cokelat
sampai hitam.
2. Tetaria siifolia

Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Filicophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Tectariaceae
Genus : Tectaria
Spesies : Tectaria
siifolia
Deskripsi
Tectaria siifolia
ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan pukul 13.30 WIB, Paku ini mempunyai
ciri-ciri mempunyai rimpang
pendek, naik, bersisik.
Lamina atau daunnya mempunyai struktur trifoliate
atau quinquefoliate, terkadang
ada yang soriferous, mempunyai selebaran lateral. Teksturnya lembut yg mirip kertas, herba, dan gundul pada permukaan. Sorus bulat memanjang,
besar, dengan diameter 1,5 mm , di bagian permukaan atas dan bawah
memiliki dua baris antara pembuluh darah utama
yang berdekatan.
3. Paku
tanduk rusa (Platycerium sp.)

Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Filicophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Platycerium
Spesies : Platycerium
sp.
Deskripsi
Paku
ini ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan khususnya di dalam wilayah Pusat
Primata Schmutdzer pada pukul 15.30 WIB. Paku ini memiliki ciri-ciri epifit
sejati, dengan akar
melekat di batang pohon lain atau bebatuan. Batang
berupa rimpang
lunak namun liat dan sulit dipotong dan tumbuh tidak menjalar. Daun dengan dua
tipe; tipe pertama selalu steril dan berbentuk perisai tegak, mengering pada
kondisi kurang air, fungsinya mengumpulkan dedaunan kering dan penangkap air,
sehingga kelembaban bagi rimpang terjaga; tipe kedua
menjuntai dari "pusat" daun tipe pertama dengan bentuk menyerupai
tanduk rusa (walaupun ada beberapa jenis yang tidak demikian), fungsinya
sebagai pembawa spora yang terletak di sisi bawah daun, panjang daun yang
menjuntai dapat mencapai satu meter
atau lebih, tergantung jenisnya.
4. Asplenium
sp.

Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Filicophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Asplenium
Spesies : Asplenium
sp.
Deskripsi
Paku jenis ini ditemukan di Kebun Raya Bogor pukul 09.11 WIB tidak jauh dari ditemukannya paku simpai. Daun pada spesies ini termasuk daun majemuk menyirip dengan anak daun yang menyirip disebut sirip (pinna) dan poros tempat sirip disebut rakis (rachis). Bentuk atau bangun daunnya delta, bentuk ujung daunnya meruncing dan tepi daunnya bergerigi. Ukuran daunnya termasuk anisofil karena daun-daun terdiri dari dua ukuran yaitu yang satu lebih besar dari yang lainnya.Warna daunnya hijau tua. Tekstur daunnya seperti selaput atau helaian dan memiliki permukaan yang halus.
Pada spesies ini bentuk batangnya berupa rimpang batang yang panjanng dan ramping. Permukaan batangnya tidak halus melainkan memiliki ramenta atau bentukan seperti rambut yang berwarna coklat kehitaman. Ramenta pada spesies ini tergolong banyak, dari ujung akar hingga seluruh batang. Ukuran diameter batangnya 1-2 cm dan tingginya kurang lebih 60cm – 1m. Warna batang coklat kehitaman dan tidak memiliki percabangan.
Akar pada spesies ini termasuk akar serabut yang dikotom. Letak akarnya ada pada sepanjang bagian bawah rimpang, berbentuk tipis keras dan agak kasar berwarna coklat tua.
Pada spesies ini tumbuhan pakunya memiliki daun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil) dan daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofilny membentuk helaian, sporangium berkelompok mmbentuk sorus. Sorus dikelilingi oleh suatu selaput yang disebut insidium.
Paku jenis ini ditemukan di Kebun Raya Bogor pukul 09.11 WIB tidak jauh dari ditemukannya paku simpai. Daun pada spesies ini termasuk daun majemuk menyirip dengan anak daun yang menyirip disebut sirip (pinna) dan poros tempat sirip disebut rakis (rachis). Bentuk atau bangun daunnya delta, bentuk ujung daunnya meruncing dan tepi daunnya bergerigi. Ukuran daunnya termasuk anisofil karena daun-daun terdiri dari dua ukuran yaitu yang satu lebih besar dari yang lainnya.Warna daunnya hijau tua. Tekstur daunnya seperti selaput atau helaian dan memiliki permukaan yang halus.
Pada spesies ini bentuk batangnya berupa rimpang batang yang panjanng dan ramping. Permukaan batangnya tidak halus melainkan memiliki ramenta atau bentukan seperti rambut yang berwarna coklat kehitaman. Ramenta pada spesies ini tergolong banyak, dari ujung akar hingga seluruh batang. Ukuran diameter batangnya 1-2 cm dan tingginya kurang lebih 60cm – 1m. Warna batang coklat kehitaman dan tidak memiliki percabangan.
Akar pada spesies ini termasuk akar serabut yang dikotom. Letak akarnya ada pada sepanjang bagian bawah rimpang, berbentuk tipis keras dan agak kasar berwarna coklat tua.
Pada spesies ini tumbuhan pakunya memiliki daun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil) dan daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofilny membentuk helaian, sporangium berkelompok mmbentuk sorus. Sorus dikelilingi oleh suatu selaput yang disebut insidium.
5. Pteris
multifida

Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Filicophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Pteris
Spesies : Pteris
multifida
Deskripsi
Paku
jenis ini ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan pukul 13.30 WIB. Berdasarkan
pengamatan, daun terlihat berwarna hijau tua. Bangun daun berbentuk
memanjang, ujung daun rucing, pangkal daun tumpul, dan tepi daun
rata. Tekstuir daun tipis cukup kaku. Peruratan sejajar, pada
permukaan atas peruratan tenggelam. Urat daun Permukaan daun halus licin.
Panjang ental 45 cm, panjang anak dalam satu tangkai daun 7-15 cm
dan lebar anak daun 2-3cm. Anak daun terdapat batang 15 mc. Pada bagian
pinggir daun permukaan belakang terdapat sori yang rapat berwarna hitam.
Pada batangnya tidak di terdapat rambut, dan diameternya adalah ±2,5cm. Ukurang
batang pada paku-pakuan sangat berfariasi dari beberapa mm sampai beberapa cm,
warna batang Pteris sp hijau kecoklatan. Sisitem perakarannya adalah
akar serabut.
6. Neprolepis cordifolia

Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi : Filicophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Neprolepis
Spesies : Neprolepis
cordifolia
Deskripsi
Jenis
paku ini ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan pukul 13.50 WIB. Paku ini mempunyai
ciri-ciri Perawakannya herba, memiliki daun berwarna hijau muda. Daun berbentuk
memanjang, ujung daun runcing, pangkal daun romping atau rata. Peruratan
menyirip, pada permukaan atas peruratannya tenggelam dan pada permukaan bawah
peruratannya timbul. Tekstur daunnya tipis, Daun bersifat fertile, yang
tua dapat menghasilkan spora di bagian dorsal. Batang berwaran coklat kebiruan,
berbentuk bulat beralur. Permukaan batang ditutupi dengan sisik-sisik tipis
berwarna kuning yang sangat rapat. Diameter batang 0,2 cm. batang lurus tidak
bercabang. Bentuk batang bulat beralur, terdiri dari dua atau tiga lobus.
Akarnya adalah akar serabut.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini
adalah :
1. Tumbuhan
paku yang ditemukan berada di Suaka Margasatwa Ragunan antara lain Platycerium
sp., Tectaria siifolia, Pteris multifida, dan Neprolepis cordifolia sedangkan
di Kebun Raya Bogor antara lain Alsophila
glauca dan Asplenium sp.
2. Semua
paku yang ditemukan adalah paku sejati dari divisi Filicophyta dan kelas
Filicopsida.
3. Tumbuhan
paku dari jenis yang ditemukan memiliki daun fertil (sporofil) dan dau steril
(tropofil) dalam satu tanaman.
4. Tumbuhan
paku dari jenis yang ditemukan merupakan paku epifit seperti Asplenium dan
Platycerium serta paku tanah seperti Pteris
multifida, dan Neprolepis, Tectaria siifolia, dan Alsophila glauca.
5. Alsophila glauca merupakan
paku yang terbesar yang ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. http://irmayanti128.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-khusus-semut.html
diakses pada tangal 27 Mei 2013 pukul 22.00 WIB.
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Erlangga :
Jakarta.
Puspitasari,
deisy. 2010. Tumbuhan Paku (Pterydophyta).
Universitas Ahmad Dahlan : Yogyakarta.
Iqbal. 2008. Sistematika
Tumbuhan. Erlangga : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar