Selasa, 04 Juni 2013



MACAM-MACAM TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI PRAKTIKUM LAPANGAN


Oleh
Debby Desmarini Herdaus
1117021013



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013



I.  PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Tumbuhan paku atau paku-pakuan adalah sekelompok tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Pteridophyta masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Pteridophyta merupakan suatu golongan tumbuhan yang  mempunyai daur perkembangan dengan pergiliran keturunan yang beraturan.  Tumbuhan ini juga banyak ditemukan di darat, biasanya juga menempel pada substrat.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat (Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.
Berdasarkan klasifikasi terbaru ini, Lycophyta (rane, paku kawat, dan Isoetes) merupakan tumbuhan berpembuluh yang pertama kali terpisah dari yang lain,

sedangkan paku-pakuan serta tumbuhan berbiji berada pada kelompok lain. Selanjutnya terlihat bahwa semua kormofita berspora yang tersisa tergabung dalam satu kelompok besar, yang layak dikatakan sebagai anggota divisio tumbuhan paku (Pteridophyta). Dari hasil revisi ini juga terlihat bahwa sejumlah paku-pakuan yang dulu dianggap sebagai paku primitif (seperti Psilotum) ternyata lebih dekat berkerabat dengan paku tunjuk langit (Helminthostachys), sementara paku ekor kuda (Equisetum) sama dekatnya dengan paku sejati terhadap Marattia.
Dalam makalah ini akan dibahas jenis-jenis paku yang didapat dilihat secara morfologinya dan perbedaannya dengan paku-paku yang lain.

1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi jenis paku yang didapat di praktikum lapangan.
2.      Membuat klasifikasi paku yang ditemukan.













II.  TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembap. Tumbuhan ini cenderung menyukai kondisi air yang melimpah karena salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai tempat media bergerak sel sperma menuju sel telur. Tumbuhan paku pernah merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku (Iqbal, 2008).
Kebanyakan paku memiliki perawakan yang khas, sehingga tidak mudah keliru dengan macam tumbuhan lain. Sebagian dari kekhasan itu adalah adanya daun muda yang menggulung yang akan membuka jika dewasa, ciri yang hamper unik ini disebut Vernasi bergelung. Sebagai akibat lebih lambatnya pertumbuhan permukaan daun sebelah atas daripada sebelah bawah pada perkembangan awalnya. Ukuran dan bentuk paku sangat bervariasi yang berkisar dari paku pohon yang dapat mencapai tinggi 5 meter, sampai paku mini berlapis tipis yang daunnya hanya selapis sel (Aryanto, 2000).
Pada umumnya tumbuhan paku memiliki daun berwarna hijau sebagai organ fotosintesis, serta memiliki hidatoda pada sisi atas daun. Daun-daun ini dibagi menjadi 3 tipe, antara lain :
1.Tropofil, daun yang menghasilkan gula untuk fotosintesis.
2.Sporofil, daun yang menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.
3. Bropofil, daun yang menghasilkan lebih banyak spora, lebih besar dari daun-daun yang lain ( Deisy, 2010).

Di dalam Dunia Tumbuhan, tumbuhan paku dikelompokkan ke dalam 4 disvisi yaitu.

a. Paku Purba (Psilopyta)
Divisi Psilophyta disebut juga paku purba. Sesuai dengan namanya, tumbuhan paku ini sudah banyak yang punah. Jenis tumbuhan ini, yang masih ada hanya sedikit saja. Diperkirakan hanya tinggal 10 – 13 species yang berasal dari 2 genus. Paku purba merupakan paku telanjang yang tidak berdaun. Kalau pun ada, paku purba hanya mempunyai daun-daun kecil (mikrofi l) yang belum terdeferensi. Oleh karenanya, fotosintesis berada di batang yang mengandung klorofil. Contoh paku kuda adalah Rhynia sp. yang merupakan paku purba berdaun dan Psilotum nudum yang merupakan paku purba tidak berdaun.

b. Paku Kawat (Lycophyta)
Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang sudah punah maupun yang sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dinamakan paku kawat karena mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yang mempunyai akar, batang dan daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yang menyebut paku kawat itu sama saja pinus tanah. Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.).

c. Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta)
Divisi Arthrophyta memiliki tubuh yang cabangnya berkarang dan jelas kelihatan berbuku-buku dan beruas-ruas. Lapisan luar (epidermisnya), mengandung silika sehingga terlihat berpasir. Orang banyak menggunakan batang ekor kuda untuk menggosok pot ataupun kuali, sebelum ditemukan alat penggosok dari baja. Oleh karenanya, tumbuhan ini disebut juga dengan tumbuhan penggosok. Daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun berkarang. Sporofi l selalu berbeda dengan daun biasa, biasanya berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Sporofil tersebut merupakan badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang yang juga disebut sebagai strobilus. Akarnya sangat kecil dan halus, terdapat pada buku-buku dari rhizoma atau pada pangkal batang. Beberapa jenisnya ada yang memiliki semacam umbi untuk menghadapi masa yang buruk. Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya adalah paku ekor kuda (Equisetum debile).

d. Paku sejati (Filicophyta)
Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang bisa selalu kita temukan. Mengapa? Sebab, kita bisa menemukannya di sawah, di pekarangan rumah yang teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yang ada di depan rumah kita. Paku sejati juga termasuk tumbuhan yang memiliki struktur tubuh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sejati. Batangnya ada yang tertanam di dalam tanah membenruk rihzoma. Daunnya berupa makrofi l dan bentuknya bermacam-macam, bertangkai, dan tulangnya bercabang-cabang. Saat masih muda, daunnya akan tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat sporangium. Contoh tanaman paku sejati adalah paku tanduk rusa (Plathycerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi (Marsillea crenata)
(Anonim, 2013).




III.   PEMBAHASAN

Jenis-jenis tumbuhan paku yang didapat adalah sebagai berikut :
1.    Paku simpai (Alsophila glauca)
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi     : Filicophyta
Kelas      : Filicopsida
Ordo       : Filicales
Famili     : Cyatheaceae
Genus     : Alsophila
Spesies   : Alsophila glauca

Deskripsi
Paku ini ditemukan di Kebun Raya Bogor pukul 09.10 WIB bertepatan di pintu masuk Kebun Raya Bogor. Ciri-ciri yang terdapat pada paku jenis ini ialah habitus berupa pohon dengan tinggi 5-15 m. Batang tegak, bulat, tidak bercabang, permukaan kasar, bekas tangkai daun tampak menonjol, berwarna cokelat. Daunnya majemuk ganda, memeluk batang, panjangnya 2-3 m, lebar

1-1,5 m, tangkai berduri tajam, anak daun halus, tepi bergerigi, berwarna hijau. Spora dilindungi sorus berbentuk bulat, dibawah permukaan daun yang sudah tua, terdapat dalam dua baris, berwarna cokelat. Akarnya serabut berwarna cokelat sampai hitam. 
2.  Tetaria siifolia
    
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi     : Filicophyta
Kelas      : Filicopsida
Ordo       : Polypodiales
Famili     : Tectariaceae
Genus     : Tectaria
Spesies   : Tectaria siifolia
      Deskripsi
Tectaria siifolia ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan pukul 13.30 WIB, Paku ini mempunyai ciri-ciri  mempunyai rimpang pendek, naik, bersisik. Lamina atau daunnya mempunyai struktur trifoliate atau quinquefoliate, terkadang ada yang soriferous, mempunyai selebaran lateral. Teksturnya lembut yg mirip kertas, herba, dan gundul pada permukaan. Sorus bulat memanjang, besar, dengan diameter 1,5 mm , di bagian permukaan atas dan bawah memiliki dua baris antara pembuluh darah utama yang berdekatan.
3.    Paku tanduk rusa (Platycerium sp.)
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi     : Filicophyta
Kelas      : Filicopsida
Ordo       : Polypodiales
Famili     : Polypodiaceae
Genus     : Platycerium
Spesies   : Platycerium sp.

Deskripsi
Paku ini ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan khususnya di dalam wilayah Pusat Primata Schmutdzer pada pukul 15.30 WIB. Paku ini memiliki ciri-ciri epifit sejati, dengan akar melekat di batang pohon lain atau bebatuan. Batang berupa rimpang lunak namun liat dan sulit dipotong dan tumbuh tidak menjalar. Daun dengan dua tipe; tipe pertama selalu steril dan berbentuk perisai tegak, mengering pada kondisi kurang air, fungsinya mengumpulkan dedaunan kering dan penangkap air, sehingga kelembaban bagi rimpang terjaga; tipe kedua menjuntai dari "pusat" daun tipe pertama dengan bentuk menyerupai tanduk rusa (walaupun ada beberapa jenis yang tidak demikian), fungsinya sebagai pembawa spora yang terletak di sisi bawah daun, panjang daun yang menjuntai dapat mencapai satu meter atau lebih, tergantung jenisnya.
4.  Asplenium sp.
   
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi     : Filicophyta
Kelas      : Filicopsida
Ordo       : Polypodiales
Famili     : Polypodiaceae
Genus     : Asplenium
Spesies   : Asplenium sp.

Deskripsi
Paku jenis ini ditemukan di Kebun Raya Bogor pukul 09.11 WIB tidak jauh dari ditemukannya paku simpai. Daun pada spesies ini termasuk daun majemuk menyirip dengan anak daun yang menyirip disebut sirip (pinna) dan poros tempat sirip disebut rakis (rachis). Bentuk atau bangun daunnya delta, bentuk ujung daunnya meruncing dan tepi daunnya bergerigi. Ukuran daunnya termasuk anisofil karena daun-daun terdiri dari dua ukuran yaitu yang satu lebih besar dari yang lainnya.Warna daunnya hijau tua. Tekstur daunnya seperti selaput atau helaian dan memiliki permukaan yang halus.
Pada spesies ini bentuk batangnya berupa rimpang batang yang panjanng dan ramping. Permukaan batangnya tidak halus melainkan memiliki ramenta atau bentukan seperti rambut yang berwarna coklat kehitaman. Ramenta pada spesies ini tergolong banyak, dari ujung akar hingga seluruh batang. Ukuran diameter batangnya 1-2 cm dan tingginya kurang lebih 60cm – 1m. Warna batang coklat kehitaman dan tidak memiliki percabangan.
Akar pada spesies ini termasuk akar serabut yang dikotom. Letak akarnya ada pada sepanjang bagian bawah rimpang, berbentuk tipis keras dan agak kasar berwarna coklat tua.
Pada spesies ini tumbuhan pakunya memiliki daun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil) dan daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofilny membentuk helaian, sporangium berkelompok mmbentuk sorus. Sorus dikelilingi oleh suatu selaput yang disebut insidium.
5.  Pteris multifida
    
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi     : Filicophyta
Kelas      : Filicopsida
Ordo       : Polypodiales
Famili     : Pteridaceae
Genus     : Pteris
Spesies   : Pteris multifida

Deskripsi
Paku jenis ini ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan pukul 13.30 WIB. Berdasarkan  pengamatan, daun terlihat berwarna hijau tua. Bangun daun berbentuk memanjang, ujung daun rucing, pangkal daun  tumpul, dan tepi daun rata.  Tekstuir daun tipis  cukup kaku. Peruratan sejajar, pada permukaan atas peruratan tenggelam.  Urat daun Permukaan daun halus licin. Panjang ental  45 cm, panjang anak  dalam satu tangkai daun 7-15 cm dan lebar anak daun 2-3cm.  Anak daun terdapat batang 15 mc. Pada bagian pinggir daun permukaan belakang  terdapat sori yang rapat berwarna hitam. Pada batangnya tidak di terdapat rambut, dan diameternya adalah ±2,5cm. Ukurang batang pada paku-pakuan sangat berfariasi dari beberapa mm sampai beberapa cm, warna batang Pteris sp hijau kecoklatan. Sisitem perakarannya adalah akar serabut.
6.  Neprolepis cordifolia
   
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi     : Filicophyta
Kelas      : Filicopsida
Ordo       : Polypodiales
Famili     : Dryopteridaceae
Genus     : Neprolepis
Spesies   : Neprolepis cordifolia

Deskripsi
Jenis paku ini ditemukan di Suaka Margasatwa Ragunan pukul 13.50 WIB. Paku ini mempunyai ciri-ciri Perawakannya herba, memiliki daun berwarna hijau muda. Daun berbentuk memanjang, ujung daun runcing, pangkal daun romping atau rata. Peruratan menyirip, pada permukaan atas peruratannya tenggelam dan pada permukaan bawah peruratannya timbul. Tekstur daunnya tipis,  Daun bersifat fertile, yang tua dapat menghasilkan spora di bagian dorsal. Batang berwaran coklat kebiruan, berbentuk bulat beralur. Permukaan batang ditutupi dengan sisik-sisik tipis berwarna kuning yang sangat rapat. Diameter batang 0,2 cm. batang lurus tidak bercabang. Bentuk batang bulat beralur, terdiri dari dua atau tiga lobus. Akarnya adalah akar serabut.









IV.   KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah :
1.    Tumbuhan paku yang ditemukan berada di Suaka Margasatwa Ragunan antara lain  Platycerium sp., Tectaria siifolia, Pteris multifida, dan Neprolepis cordifolia sedangkan di Kebun Raya Bogor antara lain Alsophila glauca dan Asplenium sp.
2.    Semua paku yang ditemukan adalah paku sejati dari divisi Filicophyta dan kelas Filicopsida.
3.    Tumbuhan paku dari jenis yang ditemukan memiliki daun fertil (sporofil) dan dau steril (tropofil) dalam satu tanaman.
4.    Tumbuhan paku dari jenis yang ditemukan merupakan paku epifit seperti Asplenium dan Platycerium serta paku tanah seperti Pteris multifida, dan Neprolepis, Tectaria siifolia, dan Alsophila glauca.
5.    Alsophila glauca merupakan paku yang terbesar yang ditemukan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. http://irmayanti128.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-khusus-semut.html diakses pada tangal 27 Mei 2013 pukul 22.00 WIB.
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Erlangga : Jakarta.
Puspitasari, deisy. 2010. Tumbuhan Paku (Pterydophyta). Universitas Ahmad Dahlan : Yogyakarta.
Iqbal. 2008.  Sistematika Tumbuhan. Erlangga : Jakarta.



Minggu, 02 Juni 2013

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
 Kelas              : Mamalia
 Ordo               : Primata
 Famili             :
Lorisidae
Genus              :
Nycticebus
 Spesies           : Nycticebus javanicus

Deskripsi
Slow javan Loris atau kukang jawa (Nycticebus javanicus) adalah primata strepsirrhine dan spesies kukang asli bagian barat dan tengah pulau Jawa, di Indonesia. Spesies ini memiliki dua bentuk, tergantung pada rambut dan pada warna. Dahinya memiliki pola berlian putih yang menonjol, yang dibentuk oleh garis yang berbeda yang berjalan di atas kepalanya yang berbentuk garpu ke arah mata dan telinga. Slow javan loris atau kukang jawa beratnya antara 565 dan 687 g (1,25 dan £ 1,51) dan memiliki panjang kepala-badan sekitar 293 mm (11,5 in). Seperti semua kukang yaitu makhluk arboreal, dan bergerak perlahan-lahan di tanaman merambat dan liana serta melompat dari pohon ke pohon. Habitatnya mencakup hutan primer dan sekunder, tetapi juga dapat ditemukan di hutan bambu, hutan mangrove, dan di perkebunan cokelat. Makanannya biasanya terdiri dari buah, pohon karet, kadal dan telur. Hewan ini tidur di cabang-cabang, terkadang dalam kelompok, dan biasanya terlihat sendiri atau berpasangan.